JONI & POPPY H (Medan)
Suatu hari, kerajaan hewan mengadakan sayembara, yaitu siapa saja yang bisa paling cepat ke pintu gerbang kerajaan, maka akan diangkat sebagai sang pangeran dan pewaris tahta.
Tak ayal, begitu pendaftaran sayembara itu dibuka, banyak peserta yang mendaftar, mulai kelinci, monyet, kancil, gajah, dll. Tetapi, ketika pelaksanaan akan di mulai, tiba-tiba datanglah seekor kuda liar dengan tergesa-gesa ingin mendaftarkan diri juga. Namun, niatnya itu mendapatkan penolakan dari hewan lainnya. “Tidak bisa!! Sayembara sudah akan dimulai,” teriak si monyet. “Iya, pendaftaran telah ditutup. “Sudah terlambat!” seru lainnya juga.
Kuda liar sepertinya agak jengkel dengan teman-temannya yang mencegah dirinya untuk ikut sayembara. “Memangnya siapa pemilik kerajaan ini? Bukankah sayembara ini belum dimulai? Atau jangan-jangan kalian takut kalah ya?,” kata si kuda. “Bukan begitu, kawan,” lanjut si monyet dan lainnya membela.Mendengar keributan di luar, sang raja segera keluar dan mencoba menenangkan mereka. Akhirnya, setelah mendengarkan pembelaan si kuda, sang Raja berkata, “Sayembara ini terbuka untuk umum, jadi siapa saja boleh mengikutinya.”
“Horreeee… aku boleh ikut. Terima kasih raja,” teriak si kuda. Kegembiraan si kuda rupanya membuat lainnya kecewa dan saling menggerutu. Bahkan nyali mereka menjadi ciut. Mereka sadar tidak mungkin bisa menandingi kekuatan lari seekor kuda liar. Karena berpikir hanya sia-sia saja, akhirnya satu per satu mengundurkan diri. “Raja, saya mengundurkan diri.” teriak si kelinci. “Saya juga… saya juga…,” seru lainnya. Sang raja terkejut dan hanya terdiam mendengar mereka mundur. “Hohohoho… baguslah kalau kalian tahu diri… Kalian memang payaaaaahhhh,” kata si kuda dengan nada mengejek
“Baiklah, rakyatku. Karena kalian telah mundur, maka aku akan hitung sampai tiga. Apabila tidak ada yang berani menantang si kuda, maka dia akan langsung ditetapkan sebagai Pangeran Kerajaan. Satuuuu…..duaaaa…..tiiiiiig…,” ucap sang raja. “Tunggu sebentar, raja!” teriak seekor hewan dari bawah rimbunan pepohonan. Seluruh hewan terkejut dan menoleh ke arah suara tadi. Sambil, keheranan memandang, ternyata si siputlah yang berteriak. “Aku mau daftar juga, paduka raja.”
Semua hewan terbahak-bahak mendengar si siput. Mereka sangat meremehkan dia. “Jangan bermimpi terlalu tinggi, put,” teriak lainnya. Kami saja mengundurkan diri, apalagi kamu. Sekali injak saja tubuhmu bisa lumat. Sudahlah…,” celoteh, hinaan dan cercaa hewan lain kepada si siput. Namun dia tetap pada pendiriannya.
Meskipun diterpa badai dan halilintar, si Siput tetap tegar dengan pendiriannya. “Belum nyoba kok sudah mundur. Belum tanding kok sudah bilang kalah,” pikir si siput.
“Baiklah kalau begitu,” kata sang raja. “Peraturannya tetap sama. Siapa yang terlebih dahulu sampai, maka dia yang akan diangkat sebagai pangeran. Siap? Satuuu….duaa….tiigaaa….,” sang raja member aba-aba, memulai pertandingan. Ketika sampai pada hitungan ketiga, si kuda langsung berlari sekencang-kencangnya. Dalam sekejap, dia telah hilang dari pandangan mata semuanya. Dengan perasaan sengan bercampur geram terhadap si siput, si kuda bergumam, “Udah jalannya lelet, masih juga berani nantang aku…Dasar tidak tau diri!”
Sementara itu, si siput mulai berjalan pelan menyusuri jalanan. Tanpa ekspresi apapun dia terus berjalan. Walau semua menertawainya, bahkan ada yang melempari tubuhnya agar tergelincir, tapi, pendiriannya tetap kokoh tak tergoyahkan.
Ternyata, kegembiraan si kuda tiba-tiba sirna ketika melihat jalan menuju pintu gerbang kerajaan ternyata dihubungkan sebuah jembatan tua yang terbentang di atas jurang yang dalam. Sewaktu si kuda mencoba menginjak jembatannya, ternyata bagian tersebut patah dan jatuh ke dalam jurang. Hal itu membuatnya sangat takut. “Aduh, bagaimana ini? Padahal tinggal selangkah lagi!,” gundah si kuda sambil mondar-mondir. Dia terus mencari akal. Namun, semakin dia berpikir, semakin dirinya cemas. Akhirnya, dia hanya bisa panik dan menangis.
Saat menjelang gelap, di kejauhan nampak si siput sudah mendekati jembatan juga. Dia kaget melihat si kuda menangis di sisi jembatan. “Hei, kenapa menangis, teman?” sapa si siput. Si kuda tidak menjawab, bahkan tangisannya semakin keras. Tanpa bertanya lagi si Siput meneruskan langkahnya.
Sesampainya di jembatan, dengan hati-hati ia mencari bagian yang masih kuat menahan tubuhnya. Dan, akhirnya, “Horeee….yes!!...yes!!...yes!!” teriak si siput kegirangan di ujung jembatan. Akhirnya, si siput berhasil dan langsung di nobatkan sebagai pangeran. Seluruh hewan yang menyaksikan hanya bisa terdiam dan malu atas semua hinaan yang di ucapkan.
Namo Buddhaya, terima kasih atas karma Executive Crown yang Engkau anugerahkan dalam kehidupan kami. Terima kasih atas guru “siput” yang menginspirasi kami akan “Great Thanks through Great Effort for Great Achievement.”
Wahai sahabat dan rekanku yang merasa dirinya lemah dan diremehkan, KITA SAMA! Marilah kita belajar karakter S.I.P.U.T dari seekor siput yang membuat sebuah terobosan baru, yaitu:
SYUKUR & SABAR (S)
Begitu banyak hinaan, makian, bahkan perlakuan yang kurang berkenan, tetapi tidak ada sedikitpun keluhan atau sikap reaktif yang ditunjukkan oleh si siput. Dia menunjukkan sikap syukur atas semua yang ada dalam dirinya dan bersabar, yaitu dengan bangkit dan tegar melangkah setapak demi setapak melewati setiap rintangan (menjalani prosesnya) terus sampai ke tujuan. Terima kasih kepada semua yang telah meremehkan, menghina, ataupun memfitnah kami selama perjalanan ini. Anda lah GURU terbaik yang dikirim Tuhan untuk melatih kesabaran kami sehingga menjadi lebih kuat. Terima kasih juga buat upline kami Bp. Lion & Ibu Anggraini yang selalu memberi contoh sikap SABAR-PROAKTIF, bukannya REAKTIF, dalam merespon setiap hal.
IMPIAN (I)
Bahkan, seekor siput yang lemah, berani punya impian besar. Banyak orang berpikir bahwa impian adalah milik orang yang kuat, padahal justru impianlah yang akan membuat kita menjadi kuat. Impian besarlah yang akan memperbesar kesabaran kita dalam menjalani prosesnya. Terima kasih Tuhan atas istri (Poppy) dan anak, Brilliant, yang hebat, yang Engkau anugerahkan dalam kehidupan saya. Karena impian buat merekalah yang selalu menguatkan dan menjadi kekuatan saya dalam menempuh pejalanan ini.
PERCAYA (P)
Walau si siput tidak pernah melihat seluruh jalan yang bakal ditempuhnya, tetapi tidak ada sedikitpun keraguan dalam dirinya akan mampu tidaknya siput akan menyelesaikan perjalanannya dan mencapai impiannya. KEPERCAYAAN (keyakinan) yang tak tergoyahkanlah yang akan membuat kita akan menjadi pribadi yang PANTAS menerima bakat yang luar biasa seperti siput yang menjadi Pangeran. Percayalh, di balik kelemahan selalu ada kekuatan, di balik kesulitan selalu ada kemudahan, di balik musibah selalu ada berkat, dan di balik kehancuran selalu ada pertolongan.
ULET (U)
Lihatlah keuletan si siput yang begitu menerobos. Tidak ada hambatan apapun yang akan menghentikan langkahnya. Ayo, rekan-rekanku semua! Kalau siput saja mampu begitu ulet MENEROBOS setiap rintangan yang ada di depannya, maka sebenarnya tidak ada masalah yang tidak mampu kita atasi dengan keuletan. Terima kasih Tuhan, atas mentor yang luar biasa buat kehidupan kami, yaitu Bp. Tommy Tjundawan. Keuletan beliau dalam membimbing grup kami selama 10 tahun ini begitu luar biasa, sehingga kami semua bisa menikmati kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.
TEKUN (T)
Walau sudah ketinggalan jauh, tetap siput tidak berkecil hati dan menyerah. Tuhan menciptakan siput yang berjalan sangat lambat, namun Tuhan melengkapinya dengan ketekunan yang luar biasa. Kesuksesan besar tidak akan pernah dicapai hanya karena sudah melakukan, tetapi selalu melakukanlah yang akan menghasilkan kesuksesan besar. Inilah proses bertekun yang sebenarnya, yaitu tekun dalam 3B (Berdoa, Belajar, dan Bekerja).
Tidak ada perjalanan yang terlalu jauh bagi pribadi yang bertekun. 10 tahun berlalu seperti hanya semalam. Terima kasih buat semua rekan-rekan kerja mulai dari sabang sampai Timor-Leste dan atas support Anda selama ini. Ayo, kita bertekun terus! Yakinlah bahwa finish demi finish kesuksesan pasti akan Anda raih dalam karir dan kehidupan Anda.
“Lahir miskin itu bukanlah kesalahan kita, tetapi MATI MISKIN itu murni adalah kesalahan kita.” @Bill Gates
“Lahir sebagai ‘SIPUT’ bukanlah kesalahan kita tetapi MATI sebagai ‘SIPUT REBUS’ adalah murni kesalahan kita.” @Executive Crown Joni & Poppy
GO BREAKTHROUGH