TUBERCOLOSIS TULANG (TBC TULANG)
Selain paru-paru, TBC dapat menyebar ke organ tubuh lainnya termasuk tulang melalui kelenjar getah bening. Tubercolosis tulang ( TBC Tulang ) dapat menyerang hampir semua tulang tapi yang paling sering terjadi adalah TBC pada tulang belakang, pinggul, lutut, kaki, siku, tangan dan bahu. Rahang bawah (mandibula) dan sendi temperomandibular adalah daerah yang paling jarang terjangkit oleh kuman TBC.
TBC tulang tak menular seperti TBC paru. Kini, semua bisa terkena TBC, termasuk kalangan sosial ekonomi dan berpendidikan tinggi. Penyakit yang disebabkan oleh virus Mycobacterium Tuberculosa. Tuberkulosis tulang adalah suatu proses peradangan kronik dan destruktif yang disebabkan basil tuberkulosa. Virus ini menyebar lewat udara. Pintu masuk pada tubuh manusia adalah lewat saluran pernafasan/ paru-paru. Perkembangan virus TBC didalam tubuh sangat lamban, tergantung pada daya tahan tubuh orang yang bersangkutan. Gaya hidup yang berkaitan dengan nutrisi (serba instant makanan siap saji yang banyak mengandung hormon pertumbuhan juga pencemaran), sanitasi yang jelek, trauma pada tulang, penyakit yang memprovokasi kuman TB seperti morbili dan varisella bisa menyebabkan TB Tulang.
Tuberkulosis tulang belakang atau dikenal juga dengan SPONDILITIS TUBERKULOSA. Tuberkulosis tulang belakang selalu merupakan infeksi sekunder dari fokus di tempat lain dalam tubuh. Percivall Pott ( 1793 ) yang pertama kali menulis tentang penyakit ini dan menyatakan bahwa terdapat hubungan antara penyakit ini dengan deformitas tulang belakang yang terjadi, sehingga penyakit ini disebut juga sebagai penyakit Pott. Spondilitis ini paling sering ditemukan pada vertebra T8 – L3, dan paling jarang pada vertebra C1-2. Spondilitis tuberkulosa biasanya mengenai korpus vertebra, tetapi jarang mengenai arkus vertebra.
Spondilitis tuberkulosa (TB Tulang Belakang) merupakan 50 % dari seluruh tuberkulosis tulang dan sendi yang terjadi. Sering mengenai vertebra 40 – 50 %, panggul 30% dan sendi lutut dan sendi – sendi lainnya. Dapat disertai dengan adanya tuberkulosis paru – paru.
Kuman biasanya akan menyerang dengan kekuatan penuh di saat daya tahan tubuh Anda sedang lemah. Saat menyerang, kuman akan membentuk lapisan pada tulang yang menyebabkan tulang tak bisa dialiri darah. Akibatnya tulang menjadi keropos atau bahkan menjadi rusak.
Kerusakan pada tulang akibat serangan kuman TBC seringkali tak menimbulkan gejala. Perkembangan virus TB di dalam tubuh sangat lamban tergantung pada daya tahan tubuh penderita. Penderita bisa saja merasakan gejala yang sangat mirip dengan rematik. Inilah yang akhirnya membuat kebanyakan orang tak mewaspadai adanya masalah yang lebih serius. Untuk memastikannya, diperlukan beberapa tes, seperti rontgen, tes darah, hingga biopsi. Berikut ini beberapa gejalanya:
- Merasa pegal-pegal disertai rasa lelah pada sore hari.
- Pada tingkat selanjutnya penderita mengalami penurunan berat badan, demam, berkeringat di malam hari, kehilangan nafsu makan.
- Nyeri punggung atau pinggang, abses (benjolan berisi cairan), sampai patah tulang. Bahaya patahnya tulang belakang adalah kerusakan serabut saraf sehingga terjadi kelumpuhan pada kedua kaki.
- Jika tulang lutut atau tulang paha yang terkena, akan timbul sakit pada sendi, terutama jika digerakkan, gerakan tulang menjadi terbatas, dan pembengkakan sendi.
Pemeriksaan paling sederhana adalah dari laboratorium berupa penanda radang seperti Laju Endap Darah (LED) dan C-Reactive Protein (CRP) yang melebihi batas normal. Penanda spesifik seperti PAP-TB atau PCR-TB juga dapat mendeteksi. Pemeriksaan penunjang foto rontgen baru akan terlihat jelas setelah kerusakan pada tulang belakang lebih dari 30%. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) lebih sensitif dan dapat mendeteksi dari awal.
TB tulang belakang terbagi menjadi 5 STADIUM:
- Stadium Implantasi. Setelah bakteri berada dalam tulang, apabila daya tahan tubuh penderita menurun, bakteri akan berduplikasi membentuk koloni yang berlangsung selama 6 – 8 minggu. Keadaan ini umumnya terjadi pada daerah paradiskus dan pada anak-anak umumnya pada daerah sentral vertebra.
- Stadium Destruksi Awal. Setelah stadium implantasi, selanjutnya terjadi destruksi korpus vertebra serta penyempitan yang ringan pada diskus. Proses ini berlangsung selama 3 – 6 minggu.
- Stadium Destruksi Lanjut. Pada stadium ini terjadi destruksi yang masif, kolaps vertebra dan terbentuk massa kaseosa serta pus yang berbentuk cold abses ( abses dingin ), yang terjadi 2 – 3 bulan setelah stadium destruksi awal. Pada saat ini terbentuk tulang baji terutama di sebelah depan ( wedging anterior ) akibat kerusakan korpus vertebra, yang menyebabkan terjadinya kifosis atau gibus.
- Stadium gangguan neurologis.
- Derajat I : Kelemahan pada anggota gerak bawah terjadi setelah melakukan aktifitas atau setelah berjalan jauh. Pada tahap ini belum terjadi gangguan saraf sensoris.
- Derajat II : Terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah tapi penderita masih dapat melakukan pekerjaannya.
- Derajat III : Terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah yang membatasi gerak/aktivitas penderita serta hipestesi/anestesia
- Derajat IV : Terjadi gangguan saraf sensoris dan motoris disertai gangguan defekasi dan miksi.
5. Stadium deformitas residual. Stadium ini terjadi kurang lebih 3 – 5 tahun setelah timbulnya stadium implantasi. Kifosis atau gibus bersifat permanen oleh karena kerusakan vertebra yang masif di sebelah depan.
PENGOBATAN
- Obat-obatan antibiotic/ Obat Anti Tubercolosis. Untuk sembuh sempurna, harus bersikap disiplin. Sebab jika hal ini tidak Anda lakukan, maka akan terjadi drug resistance (kuman menjadi kebal terhadap obat) yang sedang Anda konsumsi.
- Jika parah maka disarankan pembedahan.
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara menutrisi tubuh ini sehingga virus terusir secara alami dengan produk perlebahan dengan antioksidan premium.
SEHAT itu MURAH, MUDAH dan MEMBAHAGIAKAN.
TESTIMONI TBC TULANG: SAYA PERNAH LUMPUH, BERAT BADAN 110KG MENJADI 45KG