PROPOLIS: EVIDENCE BASED & MEDICAL JOURNAL
1. Marghitas, Liviu A, et al. 2010. The Study of the Antimicrobial Activity of Transylvanian (Romanian) Propolis. Not. Bot. Hort. Agrobot. Cluj 38 (3), 40-44.
Hasil : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan aktivitas antimikrobial dari sampel propolis yang dikumpulkan dari berbagai wilayah di Transylavia (Romani), terhadap 6 jenis bakteri : 3 bakteri gram positive (Staphylococcus aureus ATCC 6538P, Bacillus cereus ATCC 14579, Listeria monocytogenes ATCC 7644), 2 bakteri gram negatif (Escherichia coli ATCC 10536, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853) dan 1 jenis ragi (Candida albicans ATCC 90028). Dan kesimpulannya adalah sampel propolis yang diuji menunjukkan hasil yang baik terhadap bakteri gram positif.
2. Valente, Maria J. et al. 2011. Biological activities of Portuguese propolis: Protection against free radical-induced erythrocyte damage and inhibition of human renal cancer cell growth in vitro. Food and Chemical Toxicology 49, 86–92.
Hasil : Ekstrak propolis menunjukkan toksisitas selektif terhadap sel-sel ganas dibandingkan dengan sel normal. Secara in vitro pertumbuhan RCC (Renal Cell Carcinoma) sangat dihambatoleh Propolis Bornes dan Fundao sangat tergantung konsentrasi. Hasil kami menunjukkan bahwa propolis Portugis merupakan sumber yang sangat baik sebagai antioksidan alami yang efektif dan agen chemopreventive.
3. Holcová, Simona, Hladiková, Marie. 2011. Efficacy and tolerability of propolis special extract GH 2002 as a lip balm against herpes labialis: a randomized, double-blind three-armdose finding study. Health Vol.3, No.1, 49-55.
Hasil : Propolis ekstrak GH 2002 dengan konsentarsi 0,5% dalam lip balm ditemukan memiliki rasio risiko-manfaat terbaik untuk pengobatan herpes labialis.
4. El-Bassuony, Ashraf A., 2009. New Prenilated Compound from Egyptian Propolis with Antimicrobial Activity. Rev. Latinoamer. Quím. 37/1.
Hasil : Flavonoid terprenilasi, 5,3',4'-trihidroksi-7-metoksi-5'-C-geranyl flavanone (Isonymphaeol-C) yang diisolasi dari ekstrak etanol propolis Mesir. Aktivitas antibakteri dari senyawa terisolasi telah ditentukan dapat melawan jenis bakteri gram-negatif (Serratia sp., Pseudomonas sp.and Escherichia coli) dan bakteri Gram-positif (Bacillus cereus, Staphylococcus aureus).
5. El-Masry, Thanaa A, et all. 2011. Possible protective effect of propolis against leadinduced neurotoxicity in animal model. Journal of Evolutionary Biology Research Vol. 3(1), pp. 4-11.
Hasil : Penelitian ini menyelidiki peran protektif dari propolis terhadap neurotoksisitas yang terinduksi oleh Pb. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya propolis dengan Pb menghambat toksisitas saraf yang terinduksi oleh Pb seperti yang ditunjukkan oleh normalisasi aktivitas AChE, penghambatan otak MDA dan pembentukan PCC. Selain itu, propolis melindungi NADH-sitokrom C reduktase mitokondria, SDH dan sitokrom C kegiatan dari perbaikan yang terinduksi oleh Pb. Selanjutnya, propolis meningkatkan vitamin C otak , vitamin E dan tingkat P-SH dalam otak tikus, baik dalam kelompok ditangani oleh propolis sendiri dan kelompok yang diobati dengan propolis dan Pb. Hal ini dapat disimpulkan bahwa propolis memiliki efek menguntungkan dan bisa dapat bersifat antagonis dalam neurotoksisitas yang terinduksi oleh Pb.
6. Majiene, Daiva. et al. 2010. The effect of propolis on microbial vitality and oxygen Consumption. Journal of Medicinal Plants Research Vol. 4(10), pp. 953-958.
Hasil : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi yang berbeda dari ekstrak etanol propolis (EEP) pada konsumsi oksigen dan vitalitas bakteri gram-positif, bakteri gram-negatif, dan ragi. EEP menghambat pengonsumsian oksigen sehingga menurunkan vitalitas mikroorganisme, dan itu bisa menjadi salah satu alasan untuk aktivitas antimikroba propolis.