PENDAPAT PARA AHLI TENTANG BEE PROPOLIS
Secara fakta di alam bee propolis sangatlah banyak membantu menjaga koloni lebah dari berbagai macam serangan virus, bakteri dan jamur. Dan ternyata bee propolis bukan hanya menjaga koloni lebah tetapi juga menjaga serta memperbaiki kualitas kesehatan manusia. Beberapa pendapat para ahli tentang bee propolis adalah:
Dr. Aagaard dari Denmark melalui bukunya berjudul “PROPOLIS, Natural Substance: The Way of Health”, menyatakan propolis membantu meningkatkan regulasi hormon-hormon dalam tubuh dan merupakan substansi antibiotika alami yang merangsang daya tahan tubuh. Penggunaannya sangat luas, baik bagi penderita sakit maupun yang berada dalam kondisi sehat, karena melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme (bakteri, virus dan jamur) juga dapat menyembuhkan berbagai infeksi yang disebabkan mikroorganisme tersebut.
S. Scheller J. Tustannowski dan Z. Paradowski dari Polandia telah melakukan penelitian yang kemudian dituangkan ke dalam tulisan yang berjudul: “Comparative Study on The Staphylococcus” sebagaimana telah diketahui bersama bahwa antibiotika sintetik pada umumnya membunuh hampir semua mikroorganisme, baik yang mengganggu kesehatan maupun yang berguna bagi tubuh manusia. Selain itu pula antibiotika termasuk juga akan menjadi resisten (kebal) terhadap beberapa kuman bilamana cara penggunaannya tidak tepat dosis lamanya, sehingga memungkinkan untuk pengobatan kemudian dilakukan upaya peningkatan dosisnya.
Dalam makalah penelitian tersebut diatas, ditunjukkan bagaimana penelitian dilakukan terhadap kuman Staphylococcus dan pengaruh Bee Propolis, yang hasilnya menunjukkan bahwa propolis mampu menghambat pertumbuhan sejumlah strain kuman Staphylococcus yang menimbulkan berbagai penyakit infeksi yang sulit diberantas. Semua jenis strain yang sensitive (peka) terhadap propolis, ternyata resisten (kebal) terhadap antibiotika lainnya.
Dr. Bent Havsteen, dari Kiel University Jerman, menunjukkan bahwa bioflavonoid yang terbanyak dikandung propolis, berkemampuan untuk memperbaiki serta memperlancar sistem pembuluh darah juga berperan penting dalam pembentukan sistem kekebalan tubuh (antigen-antibodi) melawan serangan penyakit. Bioflavonoid mencegah atau menghambat produksi “prostaglandin” (sejenis senyawa lemak yang dapat menyebabkan demam dan rasa nyeri). Selain itu propolis dapat mencegah alergi. Sebagaimana kita ketahui bahwa didalam tubuh terdapat 2 macam substansi yaitu histamine dan serotonin yang saling berkaitan, berperan dalam melindungi tubuh dari alergi. Ikatan Histamin-Serotonin akan terputus bila ada zat asing (alergen) yang masuk ke dalam tubuh kita, dengan akibat histamine yang berdiri sendiri tadi (tanpa serotonin) akan menimbulkan reaksi alergi. Propolis dalam hal ini berperan mencegah terjadi putusnya ikatan Histamin-Serotonin tersebut.
Dr. Fang Chu dari Kiangsu, RRC memberikan 300 mg Propolis 3 kali sehari kepada pasien-pasiennya yang mengidap hiperlipidemia (jumlah lemak yang tinggi di dalam darah), tekanan darah tinggi, penyempitan pembuluh darah (termasuk pembuluh darah jantung-coroner) selama kurang lebih 4 minggu. Hasil yang diperoleh adalah penurunan jumlah lemak di dalam darah, serta menurunnya tekanan darah menuju ideal. Ternyata khasiat yang ditunjukkan Propolis tersebut di atas adalah akibat kemampuan propolis untuk melancarkan peradaran darah.
Hendryk Suchy, M.D. Gynecolog dari Polandia berhasil menyembuhkan pasiennya dan mencegah penyakit radang alat reproduksi dengan propolis di mana jenis penyakit infeksi ini cukup antibiotika mampu membasmi mikroorganisme serta mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh manusia. Salah satu artikel pada “Drugs Under Experimental and Clinical Research” edisi 1993, mengungkapkan kalau propolis dapat mencegah dan mengobati peradangan serta membantu penyembuhan luka.
V.P.Kivalkina dan E.L Budarkova, dari Uni Soviet dalam penilitiannya yang ditulis dalam makalah berjudul “Propolis Impact on the Immunogenesis in the Case of Immunization with Antitoxin”, menyimpulkan bahwa Propolis merangsang reaksi imunitas. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian Bee Propolis bersamaan dengan antitoxin dengan tujuan imunisasi ternyata memiliki efektivitas yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pemberian antitoksin saja.
Jurnal Ethnopharmacology edisi 1994, mencatat bahwa flavonoid dan ethanol di dalam propolis dapat berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mengikat radikal bebas. Phenol sebagai antioksidan yang dikandung Propolis dapat berfungsi seperti vitamin E.
N. Popovici dan N. Oita, dari Lembaga Penelitian Kesehatan Romania telah melakukan penelitian dan hasilnya dituangkan di dalam makalahnya yang berjudul “Influence of Extract of Propolis on Mitosis”, disebutkan bahwa Propolis dapat mencegah terjadinya dan perkembangan sel Kanker. Disebutkan bahwa sel kanker terjadi akibat adanya pembelahan/perkembangan sel (replikasi regenerasi) tidak sesuai dengan yang seharusnya terjadi. Pembelahan sel yang berlebih kerap tak terkendali, dan cenderung mendesak dan merusak sel normal yang ada sehingga merusak pula tatanan jaringan yang diakhiri dengan menurunnya fungsi organ yang terserang. Hal tersebut juga dapat terjadi pada sel-sel sistem imunitas (kekebalan tubuh). Sedemikian hebatnya sampai sel-sel kanker dapat menyebar dari organ satu menuju organ lainnya melalui pembuluh darah, sehingga mampu merusak hampir semua organ yang dilaluinya. Propolis membentuk jarak antara sel-sel tubuh dengan sel-sel kanker, dengan suatu pengertian bahwa sel kanker yang sifatnya parasit (menghisap makan dari sel sehat) dihambat sifat parasitnya sehingga membuat sel kanker menjadi sulit untuk berkembang bahkan menghentikan perkembangannya. Keadaan ini membuat sel-sel tubuh yang normal mendapat kesempatan untuk melakukan aktivitasnya dan melakukan replikasi regenerasinya yang sesuai dengan seharusnya terjadi. Cara kerja propolis inilah yang dianggap istimewa, bila dibanding dengan pengobatan medis lainnya yang selain menghancurkan sel kanker juga merusak sel-sel tubuh yang masih tidak normal. Tidak mengherankan kalau Propolis dapat menyembuhkan penderita kanker dan membuat penderita pulih kembali. Demikian pula pada penderita Leukimia (keganasan sel darah putih). Penelitian serupa diatas diperkuat lagi yaiut pada tahun 1991, oleh Comprehensive Cancer Centre dan Institute of Cancer Research of Colombia University tentang pengaruh Bee Propolis terhadap kesehatan dengan judul : “Suppression of Adenovirus Type 5E1A-Medical-Transformation and Expression of The Transformed Phenotype by Caffeic Acid Phenethyl Ester (CAPE)”. Di sini dibicarakan bagaimana CAPE yang diekstrak dari Bee Propolis, mampu memberikan perlawanan yang efektif terhadap infeksi virus dan beberapa jenis kanker yang disebabkan oleh infeksi virus termaksud.
Menurut Prof. Dr. Mustofa M.Kes., Apt., kepala bagian Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada dalam Trubus mengatakan tentang kegunaan Propolis. Propolis memiliki banyak khasiat karena kandungannya lebih dari 180 fitokimia. Antara lain mengandung flavonoid, asam orbanat, fitosterol dan terpenoids. Zat-zat itu terbukti mengandung sifat:
- Anti inflamasi (anti peradangan)
- Anti mikroba, anti virus, anti jamur
- Antihistamin (anti alergi)
- Anti mutagenik (mencegah mutasi)
- Anti oksidan
Flavonoids bersifat antioksidan yang dapat mencegah infeksi serta turut menumbuhkan jaringan. Menurut penelitian sang guru besar ini secara invivo Propolis mempunyai efek sitotoksik terhadap kanker. Hal ini sejalan dengan penelitian dr. Woro Pratiwi M Kes. SpPD dari FK UGM.
Dr. dr. Eko Budi Koendhori M.Kes, dari Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR), misalnya, membuktikan lem lebah itu membantu menekan kerusakan jaringan paru pada mencit yang diinfeksi Mycobacterium tuberculosis – bakteri penyebab penyakit tuberculosis (TBC).
Dari 100 mencit yang diinfeksi M. tuberculosis, tikus yang diberi kombinasi Isoniasid – obat antituberculosis – 25 mg/kg bobot badan dan propolis menunjukkan peningkatan kadar interferon ? . Interferon berperan mengaktifkan sel makrofag yang membunuh bakteri TBC. Mencit yang hanya diberi Isoniasid mengalami peningkatan kerusakan paru dari minggu ke-5 hingga ke-12. Sementara kondisi paru mencit yang diberi Isoniasid dan propolis dosis 800 mg pada minggu ke-12 sama seperti pada minggu ke-5.
Propolis berperan meningkatkan kekebalan penderita sehingga kerusakan jaringan dapat ditekan. Obat standar bekerja secara langsung menyerang bakteri TBC. Nah, kombinasi obat dan propolis mematikan bakteri TBC sekaligus mengurangi kerusakan paru-paru akibat serangan bakteri. Propolis sangat bagus untuk meningkatkan sistem imun. Selain itu saya duga memiliki kemampuan antikanker,’ tutur Eko.
Riset Invivo Propolis di Minesota, Minneapolis, USA. Propolis berpotensi meningkatkan kekebalan tubuh melawan virus HIV dan menghambat 85% ekspresi HIV.
Menurut Prof. dr. Aznan Lelo. Ph.D., SPFK yang merupakan kepala departemen Pharmacology dan Therapic Universitas Sumatra Utara, Propolis juga sangat efektif untuk pengobatan keradangan liver karena mempunyai sifat hepatoprotective dan dari berbagai makanan kesehatan seperti bawang putih, minyak ikan, buah merah, coconut oil, yang tertinggi adalah Propolis.
John Diamond, MD. Dari semua makanan tambahan yang saya selidiki dan uji, Propolis sangat bermanfaat pada Thymus yang merupakan tenaga kehidupan. Propolis mampu mengaktifkan kelenjar Thymus yang menjalankan sistem imunisasi tubuh. Kelenjar Thymus berada pada pangkal leher dan mengandung Lympocytes yang memberikan kekebalan pada kuman dan penyakit.
Roy Kupinsel. Propolis merupakan Antibiotik Alami yang dapat melawan berbagai penyakit tanpa efek samping, menurut penelitian sarang lebah jauh lebih steril dari ruang operasi rumah sakit.
Prof. Stefan stangaciu (2005) menyebutkan bahwa Propolis memiliki banyak manfaat dibidang kesehatan dan saat ini digunakan secara luas sebagai obat berbagai penyakit. Adapun propolis itu sendiri merupakan getah yang dikumpulkan oleh lebah dari berbagai jenis pucuk tanaman dan dari tanaman yang patah. Getah dari tanaman tersebut kemudian dicampur dengan enzim yang terdapat dalam kelenjar air liur lebah dan digunakan untuk melindungi sarang dari berbagai predator, bakteri, virus, kuman, jamur dll. Propolis tidak hanya dibutuhkan bagi koloni lebah namun sanngat penting bagi kesehatan manusia maupun hewan.
Dr. Leonard Mc Kewan menuliskan bahwa selama 2500 tahun penggunaan propolis oleh berbagai masyarakat dari berbagai kebudayaan tidak mencatat adanya efek negatif yang serius dari propolis. Bahkan dokter-dokter di Rusia biasa memberikan sembilan gram propolis setiap harinya kepada pasien tanpa kendala. Adapun efek ringan yang sering dirasakan oleh para pasien adalah mulut dan tenggorokan terasa kering setelah mengkonsumsi propolis serta kulit terasa hangat setelah dioleskan propolis.
Dr. Ali FM dari Ain Shams University di Mesir mengatakan Propolis tampaknya efektif dalam mengobati infertilitas yang terkait dengan endometriosis ringan.
Pliny, cendikiawan Romawi (23-79) dalam buku Natural History mengatakan banyak manfaat propolis bagi kesehatan. Ia juga mengatakan "para tenaga kesehatan masa kini menggunakan propolis sebagai obat karena ia mengeluarkan sengat serta segala macam racun yang tertanam dalam daging, mengurangi bengkak, melembutkan kepalan, melegakan nyeri pada otot dan menyembuhkan kudis yang sangat sukar untuk diobati".
John Gerard dalam buku herbalnya yang terkenal dengan "The History of Plants (1597), menggunakan propolis sebagai damar atau bahan lengket dari kuncup daun poplar hitam yang memberikan efek penyembuhan cepat dan berkhasiat untuk berbagai masalah penyakit".
Apothecaries, Bapak ilmu farmasi pada jamannya menggunakan propolis sebagai bahan utama dalam pengobatan mereka.
Nicholas Culpeper dalam bukunya yang cukup terkenal Complete Herbal "The Poplar Tree" mengatakan "Pengobatan yang diberi nama propolis sangat baik untuk luka dan semua demam serta bengkak diseluruh bagian tubuh".
Green dalam buku "Universal Herbal" (1824) dibawah judul Populus Nigra (sari poplar hitam) mengatakan "pucuk muda tumbuhan ini sangat bermanfaat untuk dijadikan obat bengkak yang parah dan menyakitkan, kuncup pohon ini serta pohon poplar putih mengeluarkan aroma yang menyegarkan dalam musim bunga, apabila diperas akan mengeluarkan bahan seperti resin yang lengket dan berbau sedap". "Masukan sedikit campuran ini dalam rebusan untuk masalah luka dalam dan masalah kulit dapat juga untuk menghilangkan masalah usus".
K. Lund AaGaard dari Denmark, seorang naturalis yang sanagt terkenal di seluruh Eropa yang mendapatka julukan "Mr. Propolis" dan telah bekerja lebih dari 20 tahun meneliti untuk mendapatkan propolis terbaik di seluruh dunia. Ia juga menemukan cara memproses propolis untuk memastikan kandungan propolis terhindar dari bahan-bahan asing. Dengan cara itulah para pengguna propolis dijamin memperoleh propolis yang bersih, segar dengan kualitas terjamin. Ia juga menulis buku "Propolis, Natural Substance the way to health" dijelaskan bioflavaniod yang terkandung didalam propolis dapat mendegradasi radikal bebas yang disebabkan polusi, bahan pengawet serta bahan kimia lainnya yang masuk ke dalam tubuh. Kemampuan kerja bioflavaniod ini setara dengan kemampuan 500 buah jeruk.
Remy Chauvin, M.D. dari Sorbonne Paris setelah mendengar apa yang dilakukan Dr. AAgaard kemudian merasa tertarik dan bersama-sama berusaha menyebarkan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat propolis. Ia juga telah menghabiskan waktunya untuk membuat kajian mengenai bahan ini. Beliau telah memaparkan penemuannya "Lebah-lebah mengeluarkan bahan yang menyebabkan ia kebal terhadap setiap infeksi dari tubuhnya. Hal ini sangatlah penting mengingat dalam sarang lebah terdapat lebih dari 50 ribu ekor lebah. Jadi mereka harus senantiasa dalam keadaan sehat supaya penyakit tidak menyerang dan memusnahkan seluruh koloni lebah. Beliaupun mengatakan "fakta menakjubkan ialah propolis memberikan khasiat 100% terhadap bakteri. Tidak ada antibiotik yang memiliki khasiat yang sama. Saya mengerti tentang kuasa Bee Pollen dan memahami potensinya bagi manusia". Iapun percaya bahwa bahan alami dapat menyembuhkan semua penyakit "kita cuma perlu berusaha menemukannya, dengan penemuan propolis suatu hari nanti kita akan bisa menghilangkan obat-obat berbahaya serta bahan kimia beserta efek sampingnya. Propolis bertindak dengan meningkatkan sistem ketahanan tubuh untuk melawan berbagai infeksi".
Prof. Hembing Wijaya Kusuma mengatakan "Propolis sangat baik untuk kesehatan kulit dan berkhasiat luar biasa".
Lembaga Riset Kanker Columbia pada tahun 1991, menyimpulkan "Dalam propolis terdapat zat CAPE yang berfungsi mematikan sel kanker. Dengan pemakaian zat CAPE secara teratur selama enam bulan dapat mereduksi sel kanker sebanyak lima puluh persen".
Russia Research Team menyimpulkan "dalam propolis terdapat zat antibiotik alami dan anti-viral, vitamin, asam amino, dan mineral yang sangat mujarab untuk penyakit mulut dan kerongkongan".
Ir. Hotnida CH. Siregar M.Si. ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan lebah pekerja mengolah propolis dari berbagai bahan seperti pucuk daun, getah tumbuhan, dan beragam kulit tumbuhan seperti akasia dan pinus. Ia juga mengatakan fungsi propolis lainnya adalah membungkus atau memumikan bangkai hama yang masuk ke sarang lebah. Dengan demikian propolis menghentikan pertumbuhan dan penyebaran bakteri, cendawan dan virus sehingga penyakit tak tersebar dan sarang tetap steril. Hama yang dibungkus dengan propolis pun menjadi awet dan tak membusuk lantaran propolis bersifat anti-bakteri. Metode inilah yang ditiru oleh nenek moyang bangsa Mesir untuk mengawetkan jenazah.
Dra. Mulyati Sarto, M.Si. peneliti dari Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada membuktikan bahwa propolis sangat aman dikonsumsi. Dalam uji klinisnya membuktikan LD50 propolis mencapai lebih dari 10 ribu mg. LD50 adalah lethal dosage alias dosis yang mematikan separuh hewan percobaan. Jika dikonversikan dosis itu setara 7 ons sekali konsumsi untuk manusia berbobot 70kg, faktanya dosis konsumsi propolis di masyarakat amat rendah hanya 1 - 2 tetes dalam segelas air minum. Dosis penggunaan lainnya pun hanya 1 sdm dilarutkan dalam 50ml air. "Jadi tingkat toksisitas propolis sangat rendah boleh dibilang tidak toksik", kata Mulyati. Lalu bagaimana efeknya bila konsumsi dalam jangka panjang? Master Biologi alumnus UGM itu juga menguji toksisitas subkronik. Hasilnya konsumsi propolis dalam jangka panjang tidak akan menimbulkan kerusakan pada darah, organ hati, dan ginjal. Dua pengujian ilmiah itu yakni toksisitas akut dan subkronik membuktikan bahan suplemen purba tersebut sangat aman dikonsumsi.
Para peneliti dari Puslitbang Bogor mengungkapkan anak-anak yang mengkonsumsi madu setiap hari lebih jarang terserang demam & pilek, serta meningkatkan nafsu makannya. Hal ini disebabkan madu merupakan makanan yang mengandung aneka gizi seperti asam amino, karbohidrat, vitamin (B, C & E), mineral ( Kalium, natrium, zat besi dll) dan terkandung senyawa yang bersifat membunuh bakteri.
PENELITIAN DAN PENDAPAT LAINNYA:
- Gerardis 1579 (Histories of Plants): Propolis memiliki zat yang dapat menyembuhkan dengan cepat dan efektif digunakan pada jaman perang BOER sebagai penyembuh luka.
- Nicholas Culpeper (Compleat Herbal): Propolis baik untuk panas serta pengobatan luka bakar.
- Dokter di Czechoslovakia mempergunakan propolis sebagai alat sterilisasi.
- Prof. Arnold Beckett: Propolis adalah obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit yang diakibatkan oleh virus, bakteri dan jamur.
- Dr. John Graange – Department of Microbiology, National Health: Propolis dapat mengembangkan regenerasi jaringan penghubung tulang rawan.
- Philip Calder – Department of Biochemistry, Oxford University: Propolis sangat efektif untuk membasmi bakteri.
- David James (Ahli Gizi): Propolis telah terbukti menyembuhkan pasien-pasien yang berpenyakit kronis dan berpenyakit mulut dengan cepat.
- Philip Wander, seorang dokter gigi mempergunakan propolis untuk mengobati pasien sakit gigi, gusi dan penyakit mulut lainnya.
- Dr. Franz K. Fleks (Austria) mempergunakan propolis untuk penyembuhan luka-luka borok, sehat dalam tiga hari.
- Team Riset Rusia: Di dalam propolis terdapat zat antibiotik alami dan antiviral yang tidak mempunyai efek samping, vitamin, asam amino, mineral serta sangat mujarab untuk penyakit infeksi perut, mulut, tenggorokan (Ensiklopedia Utama).
- Dr. Peter Mansfield menggunakan propolis untuk penyembuhan demam, panas dan flu.
- Mitza Vosnjak (bekas Menteri Luar Negeri Yugoslavia) memberikan propolis untuk temannya, Rudi, yang menderita kanker dan sembuh dalam waktu satu bulan.
- Institute of Radiology Sarajevo: Propolis dipergunakan untuk mengobati pasien/ penyakit kanker akibat radiasi.
- V.P. Kivalkina (Majalah Antibiotics): Propolis adalah sangat efektif untuk infeksi dan tanpa kadaluarsa.
- Penelitian dan riset Dra. Mulyati Sarto. MSi dari LPPT UGM menunjukkan bahwa Propolis aman dikonsumsi jangka panjang.
- Dalam majalah antibiotik "VP Kivalkina" berbunyi "Propolis sangat efektif untuk infeksi tanpa batas kedaluarsa".
- Prof. Arnold Becket menuturkan " Propolis mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri serta jamur".
- Menurut Dolok Tinanda Haposan Sihombing ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor (IPB) propolis merupakan bahan campuran kompleks terdiri dari atas malam (lilin/wax), resin, balsam, minyak dan polen.
- Takagi Y dari Sekolah Kesehatan Universitas Suzuka Japan membuktikan keampuhan propolis meningkatkan sistem imunitas tubuh.
- Riset dari University of Japan membuktikan bahwa propolis mengurangi risiko sakit gigi. Dari hasil riset itulah penggunaan propolis sangat terkenal di Jepang.
- dr. Lutfie alumnus Universitas Sriwijaya mengatakan "Tubuh diberdayakan agar imunitas bekerja sehingga mampu memerangi penyakit". dan yang lebih penting propolis menstimuli daya tahan tubuh.
- Harun Yahya seorang ilmuwan muslim Turki "Propolis sangat efektif untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit".
- Philip Wander seorang dokter gigi menggunakan propolis untuk pasien sakit gigi, gusi, dan penyakit mulut lainnya.
- Dr. Peter Mansfield menggunakan propolis untuk demam, panas dan flu.
- Dr. Remy Chauvint (Perancis 1968) "Propolis mengandung mineral dan vitamin lengkap, anti-biotik alami, 100% dapat membunuh bakteri dan virus serta tidak ada efek samping".
- Dari kajian Leningrad Scientific Conference tentang Aplication of Apliculture "Propolis sangat kaya akan vitamin A dan B1. Propolis mengandung semua vitamin (kecuali vit. K) dan 14 jenis mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia".
- Ghisalberti (1979) "Tidak ada efek samping ataupun keracunan bagi tubuh manusia maupun hewan meskipun diberikan dalam dosis besar atau berlebihan".
- Thomas Alva Edison berkata "Dokter masa depan tidak lagi memberi obat, namun akan menempatkan kepentingan pasiennya dalam rangka bimbingan kemanusiaan, bimbingan pengaturan pola makan dan mengenai penyebab serta pencegahan penyakit."
- Sir William Osler (Bapak Ilmu Kedokteran Modern) menyatakan "Salah satu tugas utama seorang dokter adalah mendidik masyarakat untuk tidak mengambil obat kimia"