ANTIBIOTIK BUKAN OBAT SEGALA PENYAKIT, HANYA MENUMPAS INFEKSI BAKTERI
(Dikutip dari harian Jawa Pos FOR HER Edisi Selasa, 8 Mei 2018 )
Secara umum, penyebab penyakit infeksius (menular) bermacam-macam. Bisa karena virus, bakteri atau kuman, jamur, dan lain-lain. Tentu penggunaan antibiotik harus tepat, rasional, dan sesuai diagnosis dokter.
Yang bisa dilawan dengan antibiotik hanya yang penyebabnya bakteri. Jadi, tidak tepat jika antibiotik digunakan untuk penyebab di luar itu.
Batuk-pilek biasa, demam, hidung buntu atau meler, batuk disertai dahak maupun tidak, dan terjadi dalam 2-7 hari. "Penyebabnya virus maka tidak perlu antibiotik", papar dr. Kanya Ayu Paramasti, SpA dari RS Hermina Jatinegara, Jakarta.
Penyakit akibat virus merupakan self-limiting disease alias bisa sembuh sendiri. Caranya, perbanyak asupan cairan, gizi seimbang, vitamin C, plus istirahat cukup. Jadi, nutrisi tubuh bisa diolah sebagai bahan bakar untuk melawan virus.
Untuk pulih total rata-rata dibutuhkan waktu hingga dua minggu. Namun, tak jarang pada hari ketiga, ibu panik dan meminumkan antibiotik untuk anak. "Padahal, nggak betul itu. Antibiotik hanya diberikan kalau ada infeksi bakteri." tegas Prof. dr. Cissy B. Kartasasmita, SpA(K) PhD, ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF). Kalau ternyata penyebabnya virus, antibiotik justru membunuh bakteri baik. Perhatikan pula apabila gejalanya tidak mereda setelah dua minggu. "Perlu dievaluasi apakah ada penyebab lain. Misalnya, alergi atau kemungkinan TB," lanjut Kanya.
PANAS
Panas atau demam sebenarnya merupakan sinyal bahwa "Tentara Tubuh" sedang melawan benda asing. Bisa virus, bakteri dan lainnya. "Dikatakan demam jika suhu tubuh di atas 38 derajat celcius dengan pengukuran termometer," tutur Kanya. Penurun panas bisa dibantu dengan obat jenis paracetamol atau ibuprofen. Kemudian, kompres anak dengan handuk yang dicelupkan ke air bersuhu normal atau suam-suam kuku. Pakaikan baju tipis, jangan diberi selimut. "Boleh mandi dengan air hangat. Karena air hangat bisa membantu membuka pembulu darah sehingga uap panas tubuh keluar," terangnya. Kapan saatnya dibawa ke dokter ? Bila suhu tidak turun meski sudah diberi obat penurun panas. Jika empat jam setelah diberi obat dengan dosis yang tepat, suhu belum di bawah 38 derajat celcius, dokter akan memeriksa apakah ada infeksi lain yang jadi penyebab.
DIARE
Sebanyak 60 persen penyebab Diare adalah Rotavirus. Sisanya disebabkan oleh bakteri. Bagaimana membedakannya? "Kalau karena virus, BAB keluar menyemprot, baunya asam, disertai produk gas, dan frekuensinya sering hingga anus lecet," jelas Kanya. Jika penyebabnya bakteri, feses berubah warna menjadi kehijauan, berbau amis, dan disertai lendir atau darah. Dibutuhkan pemeriksaan feses lengkap untuk memastikan diagnosis. Treatment utama dalam mengatasi Diare adalah memastikan cairan tubuh cukup sehingga mencegah dehidrasi. "Ibu harus sedia oralit dirumah. Setiap kali diare, gantikan cairan tubuh yang hilang dengan oralit," tambah ibu dua anak tersebut . Sementara itu, asupan makanan bisa diberikan seperti biasa.
TONSILOFARINGITIS
Peradangan pada tonsil dan faring yang masih ringan atau sering disebut Radang Tenggorokan. Ada yang disebabkan virus, ada yang bakteri. Biasanya ketika diraba, muncul benjolan di area leher, belakang telinga , maupun belakang kepala. Benjolan atau limfadenopati yang membesar itu sebenarnya merupakan "pabrik tentara" tubuh kita. Secara fisik, jika ukurannya tidak mencapai 0,5 cm , kemungkinan karena virus. Namun, jika ukurannya membesar hingga lebih dari 1 cm dan jumlahnya banyak, perlu dievaluasi kemungkinan penyebab selain virus. Dokter akan melakukan centor score untuk membuktikan apakah penyebabnya bakteri Streptokokus beta hemolitikus grup A. "Bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang akan beredar ke seluruh tubuh dan kerap bersembunyi di katup jantung atau ginjal. Ada efek jangka panjang yang berbahaya," tutur Kanya.
Penyebab cacar air adalah virus Varicella Zoster. Ditandai dengan gelembung atau bintil-bintil (vesikel) berisi air yang terbentuk pada kulit. "Yang menular adalah cairan dalam vesikel itu," ujar Kanya. Karena itu, selama masih ada vesikel yang tumbuh, pasien harus diisolasi agar yang lain tidak tertular.
APA DAMPAK MINUM ANTIBIOTIK SEMBARANGAN ?
- Muncul reaksi alergi.
- Ketika sudah terbentuk resistensi, proses penyembuhan menjadi lebih lama.
- Resiko Komplikasi
- Berbagi resep obat dengan orang lain, baik melaui media sosial maupun obrolan. Meski gejala penyakit sama, penyebab dan penanganan bisa jadi berbeda jauh.
- Tidak meminta resep obat kepada orang lain.
- Menyimpan sisa obat, apalagi memiliki stok obat hanya karena merasa cocok.
- Mengulangi konsumsi obat ketika muncul gejala sakit yang sama di kemudian hari.
- Berpindah-pindah dokter atau mengganti obat ketika gejala belum sembuh dalam waktu 2-4 hari.
- “Memilih” dan mengganti antibiotik sendiri. Sebab, satu jenis antibiotik hanya diformulasikan untuk melawan bakteri tertentu.
- Antibiotik merupakan jenis obat pembunuh pembunuh kuman yang spesifik.
- Hanya boleh dikonsumsi dengan resep dokter. Infeksinya di mana, kemungkinan kumannya apa, cocoknya dibunuh dengan antibiotik tipe apa, dan dosisnya berapa.
- Jangan membeli antibiotik secara bebas dan menggunakannya tanpa petunjuk dokter.
- Orang tua berhak bertanya fungsi obat yang diresepkan dokter untuk anaknya.
Untuk menangkal penyakit yang disebabkan karena virus, bakteri atau kuman, jamur bisa dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh menggunakan makanan dari alam seperti klik di sini