INDONESIA dan ANCAMAN EBOLA
Badan Kesehatan Dunia(WHO) telah menyatakan virus Ebola berpotensi menjadi penyakit yang menular ke seluruh dunia. Hingga berita ini diturunkan, sekitar 1.000 orang terutama di kawasan Afrika Barat telah meninggal dunia akibat terpapar virus ini. WHO menyebutnya sebagai wabah terburuk sepanjang masa.
Bank Dunia telah mengalokasikan dana sebesar Rp. 2,3 triliun untuk membantu negara-negara di Afrika barat yang sedang berjuang melawan wabah ebola. Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat (31/7) mengeluarkan peringatan "Level 3" untuk menghindari perjalanan ke negara-negara Afrika Barat- Guinea, Liberia dan Sierra Leone- berkaitan dengan wabah Ebola. Pemerintah Korea Selatan pun telah mengeluarkan larangan berpergian ke wilayah Afrika bagi warganya.
Indonesia turut menaruh perhatian terhadap mewabahnya virus ebola. Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi (4/8), mengatakan pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peringatan perjalanan bagi orang-orang yang berencana pergi ke kawasan Afrika khususnya Sierra Leone, Liberia, Guinea dan Nigeria terkait wabah virus ebola.
Hingga saat ini belum ada data mengenai warga Indonesia yang terjangkit virus ebola. Meskipun diyakini aman, Indonesia tetap waspada terhadap kemungkinan penyebaran virus ebola yang mematikan. “Laboratorium sudah kami siagakan. Jika ada gejala penularan, kami bisa langsung memeriksa apakah benar tertular ebola atau tidak,” ucap Nafsiah Mboi.
Surat Edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terkait kewaspadaan terhadap suspek kasus penyakit virus Ebola telah dikeluarkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. "Surat Edaran Kemenkes RI segera kita kirim ke masing-masing Dinas Kesehatan agar mewaspadai masuknya virus ini," kata Kabid Penanggulangan Masalah Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Sumut), dr NG Hikment, di Medan.
Ia menambahkan, kasus Ebola ini belum sampai ke Asia Tenggara, akan tetapi Kemenkes RI terus memantau perkembangannya melalui mekanismeInternational Health Regulation 2005, di mana Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sebagai National Focal Point.
"Mereka terus komunikasi langsung dengan outbreak center WHO yang selalu mengirimkan data terbaru dan informasi secara berkala," tambahnya.
Sementara itu, pihak rumah sakit juga mulai bersiaga hadapi penyebaran virus Ebola dengan mengantisipasi adanya pasien yang terinfeksi dan mempersiapkan petugas kesehatan dengan alat proteksi diri.
"Untuk perawatan pasien yang diduga terkena virus Ebola dan masuk rumah sakit ini, kami mengimbau petugas kami untuk selalu memakai alat pelindung diri lengkap," kata Kabid Pelayanan Medis RSUP Sanglah Denpasar, dr Ketut Semarajaya, di Denpasar. Sebagai upaya penanganan apabila menerima pasien suspek terinfeksi virus Ebola dan meninggal, tambah Ketut, pihaknya melakukan tindakan perawatan jenazah dengan hati-hati karena virus Ebola bisa menular lewat cairan tubuh. Apapun yang sempat disentuh dan digunakan oleh pasien suspek terinfeksi virus Ebola, harus dibuang atau dimusnahkan.
"Alat medis yang dipakai pasien Ebola tidak boleh digunakan lagi di rumah sakit," tegasnya. RSUD Sanglah telah mempersiapkan ruang isolasi khusus untuk menangani pasien Ebola. ~BGeditor~
PREVENTIF LEBIH BAIK DARIPADA KURATIF. TINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH ANDA, GUNAKAN PRODUK PERLEBAHAN!!